KOMPAS.com – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Apple meluncurkan MacBook Air, MacBook Pro, dan Mac Mini dengan chip buatan sendiri, yakni Apple M1, alih-alih chip Intel Core seperti generasi sebelumnya. Dengan chip tersebut, perusahaan asal Cupertio, California, AS itu mengeluarkan begitu banyak peningkatan di berbagai aspek. Di antaranya seperti performa chip yang 3,5x lebih cepat dibanding generasi sebelumnya, daya tahan baterai yang 2x lebih awet, dan lain sebagainya. Untuk membuktikan aneka klaim tersebut, beberapa YouTuber pengulas gawai ramai-ramai membuat video yang mengulas performa perangkat Mac “berotak” Apple M1, terutama MacBook Pro 13 inci.

Tiga di antaranya adalah Marquess Brownlee (MKBHD), Dave Lee, dan pengulas dari situs TheVerge. Lantas, seperti apa hasilnya?

 

Performa jempolan

Dalam sebuah video bertajuk “Apple M1 Mac Review: Time to Recalibrate!”, Marquess mengklaim performa chip Apple M1 di MacBook Pro 13 inci sangat cepat dan mampu mengalahkan generasi sebelumnya yang ditenagai Intel Core. “MacBook Pro 13 inci memiliki skor performa Geekbench single-core sebesar 1.744 poin, mengalahkan seluruh Mac ‘berotak’ Intel yang pernah dibuat Apple,” kata Marquess. Untuk proses rendering (video 15 menit) di Final Cut Pro, MacBook Pro 13 inci milik Marquess ternyata hanya membutuhkan waktu sekitar 12 menit 48 detik, sedangkan MacBook Pro 16 inci (2019) lebih cepat dengan 10 menit 50 detik. Meski demikian, kipas di MacBook Pro 16 inci (2019), menurut Marquess, berputar sangat kencang dan berisik ketika proses rendering, sedangkan MacBook Pro 13 inci terbilang cukup senyap. Pengulas lain, Dave, juga berpendapat bahwa performa Apple M1 di MacBook Pro 13 inci terbaru miliknya jempolan.

Ia lantas melakukan beragam benchmark, salah satunya adalah proses rendering video berdurasi 10 menit di Final Cut Pro. Hasilnya, proses rendering di MacBook Pro 13 inci ternyata sedikit lebih lama dibanding MacBook Pro 16 inci (2019), dengan selisih waktu sekitar 27 detik. “Final Cut di Apple M1 memiliki performa yang lebih baik dari generasi sebelumnya, dengan proses rendering yang setara dengan MacBook Pro 16 inci (2019),” tutur Dave dalam video berjudul “M1 MacBook Review + Mac Mini”. Pengulas dari TheVerge sendiri tidak melakukan benchmark Final Cut Pro, namun mengklaim performa Apple M1 secara keseluruhan memang baik dan mampu mengalahkan komputer Mac yang ditenagai Intel. “Komputer Mac dengan Apple M1 memiliki performa mumpuni, kami bisa menjalankan banyak aplikasi sekaligus dengan cepat tanpa ada gangguan berarti,” ujar pengulas dari TheVerge dalam video bertajuk “M1 MacBook Pro and Air Review: Apple Delivers”.

Baterai awet

Selain performa chip Apple M1, baterai menjadi aspek yang selanjutnya disorot. Sebab, Apple mengklaim baterai MacBook Pro 13 inci teranyar 2x lebih tahan lama dibanding generasi sebelumnya. Dalam hasil pemakaian sehari-hari, Marquess, Dave, hingga TheVerge kompak mengklaim bahwa baterai MacBook Pro 13 inci terbaru memiliki peningkatan signifikan dibanding MacBook Pro 16 inci (2019). “Baterai sangat awet lantaran selama 10 jam pemakaian sehari-hari, baterai saya masih tersisa 70 persen,” klaim Marquess. Di pengujian baterai, Dave sendiri membuktikan klaim Apple terkait daya tahan baterai 20 jam untuk menonton video. Hasilnya, hal tersebut berlaku apabila tingkat kecerahan layar diturunkan. Apabila menonton video dengan tingkat kecerahan 250 nits, baterai hanya kuat selama 13 jam. Adapun TheVerge mengklaim baterai MacBook Pro 13 inci teranyar cukup untuk menemani kegiatan sehari-hari. Ketika memainkan video 4K (di latar belakang/background) sembari melakukan pekerjaan lain, situs teknologi ini mengklaim bahwa baterainya kuat hingga 10 jam dalam sekali pengisian.

Aplikasi berjalan lancar

Beralih ke dukungan aplikasi, Marquess, Dave, dan TheVerge mengatakan perangkat Mac berbasis Apple M1 mampu menjalankan beragam aplikasi dengan cukup baik, meski merupakan chip generasi pertama.  Namun, ada beberapa kekurangan yang perlu dicatat. Marquess, misalnya, menyebut bahwa ada banyak aplikasi yang belum dioptimalkan untuk berjalan di Apple M1. Sehingga, kemampuannya terkesan seperti “disunat”. “Kompatibilitas aplikasi cukup baik, namun ada beberapa aplikasi yang belum dioptimasi untuk berjalan di Apple M1, seperti Adobe Photoshop,” ujar Marquess. Meski demikian, hal ini bukan masalah yang begitu besar. Sebab, aplikasi yang belum dioptimasi bakal melalui proses penyesuaian lewat software sistem bernama Rosetta 2. Setelah itu, baru lah aplikasi bisa digunakan. Tak hanya Marquess, Dave dan TheVerge juga tidak mempermasalahkan masalah kompatibilitas aplikasi. Sebab, hal ini bisa diselesaikan oleh para developer dengan mengoptimasi aplikasi besutannya seiring berjalannya dengan waktu. Namun, TheVerge menilai ada beberapa masalah ketika perangkat Apple M1 (MacBook Pro 13 inci) dengan sistem operasi macOS Big Sur menjalankan beragam aplikasi iOS dan iPadOS. “Aplikasi iPhone sangat aneh ketika dijalankan di Apple M1, contohnya ada aplikasi HBO Max yang tidak bisa di-resize, aplikasi Telegram yang bakal membuka jendela penuh secara tiba-tiba ketika ada pesan masuk, dan lain sebagainya,” jelas TheVerge.

Kesimpulan?

Dengan beragam uji coba ini, Marquess, Dave, dan TheVerge sepakat bahwa perangkat Apple M1, terutama MacBook Pro 13 inci, layak dibeli lantaran terbukti memiliki peningkatan signifikan di segala aspek. Bahkan, TheVerge nyaris memberi penilaian sempurna untuk perangkat Mac yang dibekali Apple M1. Hanya saja ada beberapa fitur yang mengurangi penilaian tersebut. Performanya mumpuni dan kami hampir memberi nilai sempurna, namun ada fitur webcam yang buruk dan masalah aplikasi iPhone yang kurang berjalan dengan optimal,” ujar TheVerge. Kendati layak dibeli, Marquess, Dave, dan TheVerge mengingatkan pengguna bahwa chip Apple M1 sendiri merupakan generasi pertama yang bisa disempurnakan dengan suksesornya. Dengan fakta ini, Marquess bahkan menyebut bahwa peminang komputer Mac berotak Apple M1 harus “rela” berperan sebagai “beta tester”. Sebab, generasi awal biasanya dilanda dengan berbagai celah masalah yang mungkin saja bisa terjadi.  “Perangkat Apple M1 bisa dibilang merupakan generasi pertama. Oleh karena itu, pembeli pada dasarnya bakal berperan sebagai ‘beta tester’ untuk melaporkan beragam masalah demi penyempurnaan di perangkat selanjutnya,” kata Marquess. “Perangkat Apple M1 memiliki performa yang sangat baik, namun perlu diingat ini merupakan generasi pertama yang biasanya disempurnakan dengan suksesornya dalam waktu yang singkat,” tutur Dave.

Sumber : Kompas.com